Pembunuhan Shinzo Abe Jadi Ancaman Demokrasi Ala Jepang

  • Bagikan

JAKARTA – Pembunuhan politik sangat jarang terjadi di Jepang. Sebelum terbunuhnya mantan Perdana Menteri Shinzo Abe pada 8 Juli 2022, pembunuhan terakhir terhadap seorang perdana menteri Jepang terjadi 90 tahun yang lalu.

Hal itu diungkapkan Denny JA, Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia, SATUPENA, dalam Webinar di Jakarta, Kamis malam, 21 Juli 2022. Webinar ini membahas Shinzo Abe dan Demokrasi Ala Jepang. Pemandu diskusi adalah Swary Utami Dewi dan Amelia Fitriani.

Denny menunjukkan betapa rendahnya kultur kriminalitas di Jepang. Maka, pembunuhan terhadap Shinzo Abe sebetulnya adalah kasus yang sangat langka di Jepang. “Begitu mempesonanya keamanan di Jepang,” ujar Denny.

Menurut statistik UNODC tahun 2013, kriminalitas di Jepang termasuk yang paling rendah di dunia. Tingkat pembunuhan yang disengaja per 100.000 populasi adalah termasuk terendah sedunia, yakni cuma 0,3 per 100.000 penduduk atau 3 pembunuhan per 1 juta penduduk.

BACA JUGA :  Satupena Angkat Soal Kerusuhan dan Tragedi Sepak Bola di Kanjuruhan

“Kalau ada orang yang ketinggalan HP atau dompet di tempat ramai, biasanya itu dikembalikan ke pemiliknya di Jepang. Sangat jarang ada yang hilang,” tutur Denny.

“Selain itu, soal kepemilikan senjata sangat terkontrol di Jepang,” ujar Denny. Sangat jauh jika dibandingkan dengan kelonggaran kepemilikan senjata di AS, sehingga bisa terjadi banyak kasus penembakan massal di AS.

Jepang memiliki undang-undang kontrol senjata yang paling ketat di dunia. UU ini dibuat berdasarkan aturan yang dikeluarkan pasukan pendudukan Amerika di Jepang pada 1946.

Dengan kultur keamanan yang semacam itu, maka pembunuhan terhadap Shinzo Abe dipandang sebagai serangan terhadap demokrasi ala Jepang.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Verified by MonsterInsights