KOLOMBO- Sri Lanka memperpanjang penutupan sekolah selama satu pekan, Ahad (3/7/2022). Negara ini masih tidak memiliki cukup bahan bakar yang bisa digunakan oleh guru dan orang tua untuk membawa anak-anak ke ruang kelas.
Bulan lalu, sekolah ditutup secara nasional selama sehari karena kekurangan bahan bakar dan tetap ditutup selama dua pekan terakhir di daerah perkotaan. Sekolah akan tetap ditutup hingga Jumat (8/7/2022).
“Mencari uang adalah sebuah tantangan. Ini tantangan besar,” kata Menteri Tenaga dan Energi Kanchana Wijesekera.
Wijesekera mengatakan, pemerintah telah memesan stok bahan bakar baru dan kapal pertama dengan 40.000 metrik ton solar. Pengiriman ini diharapkan tiba pada Jumat, sementara kapal pertama yang membawa bensin akan datang pada 22 Juli.
Beberapa pengiriman bahan bakar lainnya sedang dalam proses. Namun, Wijesekera mengatakan, pihak berwenang sedang berjuang untuk menemukan 587 juta dolar AS untuk membayar bahan bakar. Dia membeberkan bahwa Sri Lanka berutang sekitar 800 juta dolar AS kepada tujuh pemasok bahan bakar.
Utang luar negeri yang besar telah membuat pulau di Samudra Hindia itu tidak memiliki pemasok yang mau menjual bahan bakar secara kredit. Sri Lanka telah mendapatkan sebagian besar kebutuhan bahan bakarnya dari negara tetangga India, yang memberikannya batas kredit. Pemerintah mengatakan, sedang bernegosiasi dengan pemasok di Rusia dan Malaysia.