Doa Nabi Ibrahim tersebut ditujukan untuk dirinya, keturunannya dan kaum muslim agar diampuni segala dosa mereka dan juga agar mereka semua senantiasa menjaga sholat serta ibadah-ibadah lainnya dalam rangka ketaatan kepada Allah SWT. Dengan demikian, mereka semua bisa melewati yaum al-hisab dengan lancar dan bisa masuk ke dalam surga-Nya.
Doa ketiga, berkenaan hal ini Nabi Ibrahim pernah berdoa bersama Nabi Ismail ketika melakukan rekonstruksi Kakbah pasca banjir besar pada masa Nabi Nuh sebagaimana termaktub dalam QS Al-Baqarah [2] ayat 128 yang berbunyi:
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَآ اُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَۖ وَاَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۚ اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ ١٢٨
“Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada-Mu, dan anak cucu kami (juga) umat yang berserah diri kepada-Mu dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan ibadah (haji) kami, dan terimalah tobat kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.”
Tiga doa Nabi Ibrahim di atas merupakan doa-doa yang bisa diamalkan oleh setiap orang tua agar keturunannya menjadi orang yang saleh. Namun sebagai catatan, doa hanyalah salah satu sarana diantara sekian banyak sarana untuk mendapatkan keturunan yang saleh.
Di samping itu, masih banyak sarana lain yang mesti dilakukan, seperti mendidik, mengajari, menjadi teladan, dan hal-hal lain yang dapat menunjang anak secara positif. Wallahu a’lam.(*)