24 Hektare Sawah di Tangerang Terendam Banjir Akibat Luapan Sungai Cidurian

  • Bagikan
Sungai Cidurian Meluap, 24 Hektare Sawah di Tangerang Terendam Banjir. (Foto/Antara)

TANGERANG- Banjir melanda sejumlah wilayah di Kecamatan Jayanti, Gunung Kaler dan Kresek, Kabupaten Tangerang, sejak Sabtu (30/12). Bukan hanya permukiman, puluhan hektare sawah rusak akibat bencana ini.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang Asep Jatnika memaparkan, pihaknya telah melakukan pemantauan daerah persawahan yang terendam banjir akibat luapan Sungai Cidurian. Dia memperkirakan masih ada area persawahan lain yang juga terendam banjir di luar wilayah Jayanti dan Kresek.

“Area yang terendam ini imbas dari banjir yang melanda wilayah Kresek dan Jayanti, ini yang menyebabkan beberapa area persawahan milik petani di daerah tersebut terendam banjir. Banjir di (Jayanti dan Kresek) itu data sementara, kemungkinan masih ada beberapa Kecamatan yang terkena banjir dan masih dalam pemantauan,” ungkap Asep, Jumat (7/1/2023).

BACA JUGA :  Sekda Ajak Masyarakat Manfaatkan Gebyar Pelayanan Edisi Kemerdekaan

Berdasarkan laporan dari Penyuluh Pertanian dan Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT), terdapat 4 wilayah desa dari 2 kecamatan yang terdampak banjir akibat luapan Sungai Cidurian.

Areal pertanian yang rusak di Kecamatan Kresek berada di Desa Koper seluas 5 Ha, Desa Pasir Ampo 8 Ha, sedangkan di Kecamatan Jayanti areal pertanian yang terendam ada di Desa Cikande 5 Ha dan Desa Pasir Gintung 7 Ha.

Hasil pencatatan petugas penyuluh dan POPT, usia pertanaman padi yang terendam banjir di wilayah Kresek umur 7- 20 HST dan wilayah Jayanti umur 25 – 35 HST.

“Data sementara hasil monitoring petugas kami di lapangan jumlah persawahan yang terendam banjir ada 24 Ha di wilayah Kresek dan Jayanti, laporan yang kami terima kemarin,” jelas Asep.

BACA JUGA :  Sejumlah Wilayah di Kabupaten Jembrana Bali Dilanda Banjir Bandang

Dari luasan area persawahan yang terendam itu, Asep belum dapat memastikan total kerugian yang diderita para petani.

“Belum dapat dianalisa secra keseluruhan terkait kerugiannya, ada penghitungan secara teknis berdasarkan musim tanam,” jelas dia.

Sementara, dinas teknis terkait saat ini hanya melakukan pencatatan dan monitoring area persawahan yang terendam banjir. Mereka melakukan analisa dan menghitung jumlah sawah yang terendam banjir.

“Kedua, melakukan analisa jumlah kerugian terhadap lahan sawah yang masuk dalam kategori fuso yang diderita petani kelompok tani sehingga dapat diketahui berapa banyak yang akan diberi bantuan benih dalam membantu petani meringankan kerugiannya. Ketiga, pascabanjir akan dilakukan permintaan bantuan bibit atau benih padi ke pemerintah provinsi atau pusat sesuai dengan jumlah luasan lahan sawah yang terkena fuso sesuai dengan hasil analisa. Petugas kami baik penyuluh pertanian dan Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan akan selalu pantau kondisi terkini,” jelas dia.

BACA JUGA :  Buka Seminar Partisipasi Perempuan dalam Politik, Dr. Nurdin Berharap Terjadi Peningkatan

Sementara berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tangerang, banjir masih merendam perkampungan penduduk, jalan desa dan persawahan di wilayah Kresek, Jayanti dan Gunung Kaler.(*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Verified by MonsterInsights